saat ini dan detik ini juga, rasa bosan sudah memuncak di kepalaku. apa yang bisa ku lakukan? apa yang bisa ku perbuat?. bukan karena aku tak memiliki sesuatu untuk dikerjakan. hanya saja...
aku tak tau mana yang seharusnya ku sentuh terlebih dahulu. aku rindu semua yang berwarna hijau di kampung halaman sana. bunga-bunga, pepohonan, barisan bukit yang rapi, kemudian sungai yang mengalir. meskipun dengan suhu yang menyengat, keindahannya tak pernah berkurang. yang ada di pikiranku sekarang adalah bagaimana caranya membuang jenuh yang sudah memuncak.
seperti kalanya tubuh ini membutuhkan tidur, seperti itu juga otak ini perlu melihat sesuatu yang membuat mata menjadi kembali teduh. masih banyak hal yang menumpuk sekarang. bahkan musikpun tak lagi terasa menenangkan. aku hanya berharap semuanya akan baik-baik saja. di dunia yang penuh dengan misteri ini, aku ingin sukses menjalaninya. terlalu lelah dipandang sebelah mata. terlalu lelah dipandang remeh. tapi kau memang benar, aku belum mengeluarkan 100% kemampuanku. semua itu masih terpendam. aku belum ingin mengeluarkannya.
aku ingin melihat reaksimu ketika aku mengeluarkan seluruh kemampuanku, apakah kau tetap memandangku rendah, ataukah kau memulai sesuatu yang tidak ingin ku ketahui. aku jenuh dipandang begitu olehmu. oleh kamu yang identitasnya hanya aku dan Allah yang tau.
aku tak tau mana yang seharusnya ku sentuh terlebih dahulu. aku rindu semua yang berwarna hijau di kampung halaman sana. bunga-bunga, pepohonan, barisan bukit yang rapi, kemudian sungai yang mengalir. meskipun dengan suhu yang menyengat, keindahannya tak pernah berkurang. yang ada di pikiranku sekarang adalah bagaimana caranya membuang jenuh yang sudah memuncak.
seperti kalanya tubuh ini membutuhkan tidur, seperti itu juga otak ini perlu melihat sesuatu yang membuat mata menjadi kembali teduh. masih banyak hal yang menumpuk sekarang. bahkan musikpun tak lagi terasa menenangkan. aku hanya berharap semuanya akan baik-baik saja. di dunia yang penuh dengan misteri ini, aku ingin sukses menjalaninya. terlalu lelah dipandang sebelah mata. terlalu lelah dipandang remeh. tapi kau memang benar, aku belum mengeluarkan 100% kemampuanku. semua itu masih terpendam. aku belum ingin mengeluarkannya.
aku ingin melihat reaksimu ketika aku mengeluarkan seluruh kemampuanku, apakah kau tetap memandangku rendah, ataukah kau memulai sesuatu yang tidak ingin ku ketahui. aku jenuh dipandang begitu olehmu. oleh kamu yang identitasnya hanya aku dan Allah yang tau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar